Dishub Imbau Masyarakat Bijak Pilih Alat Transportasi, DLH Rilis ISPU Kaltara Berstatus Baik


TANJUNG SELOR – Transportasi darat,
merupakan pilihan terbaik untuk bepergian di tengah kondisi udara yang diselimuti
kabut asap saat ini di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Ini dikarenakan
untuk layanan transportasi udara dan laut, akan mengalami gangguan. Demikian disampaikan
kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kaltara Taupan Madjid, Senin (16/9)
pagi. “Meski paling aman dan direkomendasikan, namun tetap saja harus
berhati-hati dan memantau kondisi cuaca,” kata Taupan.





Berdasarkan pantauan cuaca versi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG), kabut asap yang menyebar di wilayah Kaltara membuat jarak pandang
penerbangan berkurang menjadi 600
hingga 1 kilometer, sehingga mengalihkan serta
menunda sejumlah penerbangan di wilayah Kaltara. “Secara teknis dengan jarak
pandang penerbangan yang begitu
dekat, itu tidak diizinkan untuk terbang. Lantaran, jarak pandang untuk penerbangan yang pantas itu 3.500 meter,” jelas
Taupan.





Penundaan penerbangan ini, bersifat sementara sembari melihat kondisi cuaca
dan ketebalan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). “Otoritas
bandar udara (Bandara) terus memantau perkembangan kabut asap dari waktu ke
waktu. Juga faktor lainnya, seperti angin dan hujan,” ucap Taupan.





Kondisi serupa juga berlaku pada layanan transportasi laut. “Apabila jarak
pandang berkurang atau masih belum memungkinkan dilakukan penyeberangan, maka
layanan dapat ditunda,” ungkap Taupan.





Untuk mengantisipasi berbagai hal tak diinginkan, Dishub juga berkoordinasi
dengan sejumlah instansi terkait. Seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD), TNI, Polri dan lainnya. “Ini terkait dengan upaya pencegahan dan
penanganan Karhutla di titik api terjangkau,” urainya.





Sementara itu, meski udara diselimuti kabut asap, nyatanya kualitas udara masih
berkategori baik. Ini didasarkan pada rilis Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi
Kaltara, yang mencatat bahwa Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di ibukota
Kaltara, Tanjung Selor berada pada poin 17. Pencatatannya menggunakan alat Air
Quality Monitoring System (AQMS) yang berada di Pasar Induk Tanjung Selor. “Itu,
artinya pencemaran udara masih berada dalam level hijau atau baik,” jelas
Sekretaris DLH Kaltara Nurhamdi, Senin (16/9).





Pun demikian, masyarakat tetap diimbau untuk waspada. “Perkembangan ISPU
akan dipantau tiap hari. Kami juga berkoordinasi dengan BMKG terkait
perkembangan cuaca. Utamanya, perkembangan pergerakan angin selatan yang
membawa asap ke utara,” ungkap Nurhamdi.





Kabut asap di Kaltara sendiri, ditaksir berasal dari karhutla yang terjadi
di Berau, Kalimantan Utara (Kaltara) dan Pontianak, Kalimantan Tengah. “Apabila
terjadi peningkatan status ISPU, kami akan segera menginfokannya kepada
instansi terkait guna mengambil tindakan yang diperlukan,” ucap Nurhamdi. Sebagai bentuk kepedulian, DLH Kaltara
membagikan 5.000 lebih masker gratis kepada sekolah-sekolah di Tanjung Selor.





Terpisah, kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara Usman menyatakan, sesuai
data kualitas udara dan polusi udara yang dirilis AirVisual.com maka kondisi
udara di Kaltara rata-rata tidak sehat. Di Tanjung Selor, data Air Quality Indeks
(AQI) dan PM2.5 Air Pollution-nya sebesar 189 atau tidak sehat. Untuk Tarakan,
sebesar 184; dan Malinau 175. “Berdasarkan data tersebut, juga pantauan
langsung maka kami segera mengeluarkan imbauan untuk pencegahan dampak
kesehatan dari kabut asap ini. Imbauan itu diterbitkan Jumat (13/9) lalu,” ucap
Usman. Untuk laporan penderita Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat dari kabut asap belum ada peningkatan
kasus.(humas)


Posting Komentar